Sebagai salah satu upaya melestarikan warisan budaya leluhur, Perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia tahun 2020 (HIMAS 2020) di jajaran Pengurus Wilayah AMAN KALBAR diawali dengan ritual adat Nyanghatn.

Ritual adat Nyangahatn merupakan salah satu tradisi budaya yang sering dilakukan oleh suku Dayak Kanayant yang menempati sebagian wilayah di Kalimantan Barat (sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Landak). Masyarakat Adat Dayak Kanayant mengadakan ritual Nyangahant untuk menyampaikan permohonan kepada Jubata (Subjek yang Ilahi). Ritual dipinpin oleh seorang Panyangahtn yang akan melantunkan doa-doa secara lisan 9terdengar seperti sedang membaca syair) yang berisi permohonan maupun ucapan syukur.

Sebagai persyaratan, di hapadan Panyangahatn telah disiapkan peralatan ritual seperti: ayam kampung, kapur, sirih, air, poe’ (ketan), tumpi’ (kue tradisional khas dayak Kanayant), Bontongk (nasi yang dibungkus dengan daun), telur, beras, uang dan pelita. Setiap peralatan yang disiapkan memiliki makna filosofisnya masing-masing.

Uapacara Adat Nyangahatn lazimnya dilakukan pada saat siklus berdaladang dimulai, tujuannya untuk meminta berkat pertolongan Jubata agar dibrikan kemudahan dalam berladang (cuaca yang baik, dijauhkan dari hama tanaman) dan mendapatkan hasil panen yang baik. Msayarakat Dayak Kanayant juga rutin melakukan perayaan pesta panen atau dikenal dengan istilah Naik Dango, yang juga akan dibuka dengan ritual Nyangahatn.

Hingga saat ini, Nyangahatn masih sangat lekat dengan kehidupan masyarakat. Biasanya dilakukan untuk ucapan syukur pernikahan, pindah rumah dan kelahiran anak (biasa dikenal dengan istlah basaruk sumangat).

Nyangahatn bagi masyarakat Dayak Kanayant tidak hanyai sekedar ritual adat, lebih dari itu, Nyangahatn adalah semangat memelihara hubungan spiritual dengan alam dan Jubata; sumber pemberi kehidupan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *