Komitmen pertahankan hutan dari rambahan investor perkebunan kelapa sawit. Masyarakat desa cenayan berharap AMAN dapat membantu. Seperti yang diungkapkan Kades cenayan, Alexander menyampaikan apresiasi atas kedatangan tim AMAN yang telah berkunjung dalam misi gali informasi dan cegah izin lahan ditengah masyarakat yang bertempat di kediaman sekdes cenayan. Minggu, 13/8/17.
Menurut kades, masyarakat cenayan sudah Pernah mengikuti pertemuan kerangka acuan amdal karena cenayan masuk dalam peta lokasi. Akan tetapi, masyarakat cenayan tetap kukuh pada pendirian dan Desa Cenayan sepakat menolak perusahaan yang akan mengeksploitasi lahan yang ada diwilayah cenayan. Alex berharap, dengan pendampingan dari AMAN untuk menyikapi kasus tersebut. Sebagai pertimbangan selain potensi hutan juga terdapat potensi wisata, potensi air bersih ( seperti dusun kembiyan yang saat ini lagi ada perbaikan pipa, dusul jarau, cenayan dan piansak sudah teraliri air ). ” itu alasan kami untuk mempertahankan hutan yang ada.
Bukan berarti semua perusahaan yang ditolak, tapi bila ingin berinvestasi dalam bentuk lain. Kami terima “. Ucap Kades. Selain air bersih dan objek wisata, masyarakat juga sudah dapat menikmati PLTMH yang berasal air terjun Tingkak Tengai dari aliran sungai Tenga’i sejak 2009 yang lalu. ” sudah sekitar 170-an Kwh yang sudah terpasang serta sudah 240 KK yang sudah menikmati penerangan dari PLTMH tersebut. Bagaimana tidak kita pertahankan “. Pungkas Alexander. Senada juga disampaikan Temenggung Adat desa cenayan, Petrus Mon mengatakan kalau masyarakat telah berkomitmen dengan aturan yang telah dibuat.
Tetap mempertahan lahan dari investor perusahaan sawit. ” kami tetap mempertahankan hak masyarakat sesuai tradisi, jangan sampai masyarakat jadi penonton “. Pungkas temenggung adat desa cenayan Petrus Mon Begitu pula dengan Natalia Rosani mewakili Ibu- Ibu PKK desa cenayan meminta AMAN untuk dapat membantu masyarakat mencari solusi dan terus membantu masyarakat untuk mempertahankan hak masyarakat. ” kalau di ikuti, untuk BAB aja mungkin masyarakat tak punya tempat lagi “. Tandas Natalia.