Demi mempertahankan sisa hutan masyarakat adat yang masih tersisa, masyarakat desa tamang gelar audiensi bersama Tim Kominfo AMAN kalbar. Bertempat dikediaman tokoh masyarakat. Minggu, 13/8/17 malam. Menurut penyampaian masyarakat dalam audiensi tersebut, masyarakat sangat berharap kepada AMAN untuk dapat membantu menyadarkan masyarakat sebelum habisnya lahan masyarakat adat setempat. Betapa tidak, seperti yang dikhawatirkan Sekundus J salah satu tokoh masyarakat mengatakan kalau desa tamang saat ini krisis kesadaran akan pentingnya melestarikan hutan dan lahan. Dikatakannnya, dalam waktu kurang dari 7 bulan, lebih dari 400 hektar lahan masyarakat kini sudah diserahkan kepada pihak perusahaan. ” kegiatan ini sangat perlu dilakukan untuk memberi kesadaran kepada masyarakat. Sekarang kita masih punya hutan, bagaimana kalau sepuluh tahun kedepan “. Ungkap sekundus.

Dalam rangka menggali informasi di lingkungan masyarakat adat, Aliansi Masyarakat Adat Nusantar ( AMAN ) kalbar gelar road show media terkait cegah izin lahan di lingkungan masyarakat Tamang yang bertempat di rumah PL AMAN Desa Tamang Kecamatan Nanga Mahap

Begitu pula yang diungkapkan P. Ramli, kadus lubang lanak desa tamang menilai kegiatan road show media cegah izin lahan oleh AMAN dinilai sangat membantu masyarakat dalam mempertahankan dan melestarikan hutan dan tembawang demi kelangsungan hidup anak cucu kelak. ” Kita akan berusaha semaksimal mungkin, setidaknya mempertahankan lahan dan hutan yang masih ada “. Ujarnya. Senada juga disampaikan Marianus selaku sekdes tamang menyatakan akan terus mengajak masyarakat dan kaum Ibu untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam. ” kaum ibu juga bisa menjaga kelestarian alam. Kalau terus diserahkan kepada investor, suara burung pun pasti akan hilang. Kami masyarakat desa tamang akan terus mendukung penuh program AMAN dalam mencegah izin lahan “. Ucap sekdes dengan semangatnya. Sementara itu, X. Labek, Temenggung adat desa tamang mengatakan kalau selama ini masyarakat belum mengerti akan dampak habisnya lahan dan hutan. ” Masyarakat belum mengerti. Mudahan melalui program AMAN, masyarakat bisa sadar “. Pintanya. Ia juga mengatakan, selama ini masyarakat seakan telah dibodohi oleh pihak perusahaan dan dinilai main hakim sendiri dalam melakukan ekspansi lahan. Oleh karena itu, masyarakat desa tamang akan mempertahankan hutan masyarakat adat dan minta solusi untuk mempertahankan hutan adat masyarakat yang masih tersisa. ” masyarakat desa tamang mengharapkan pemerintah dapat memperhatikan perekonomian masyarakat supaya tidak terpengaruh dengan bujukan oknum investor perkebunan sawit “. Tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *